Sabtu, 28 Oktober 2017

untuk kalian yang selalu istimewa

bismillah....:)/ awalnya aku punya banyak prasangka pada Nya kenapa begini kenapa hidupku seperti ini kenapa aku kenapa bukan yang lain, aku merasa hanya aku yang di uji,saat usia ini harusnya kugunakan untuk bermain, mendapatkan mainan yang aku suka, hidup tanpa memikirkan masalah tapi sebaliknya, aku harus belajar dan dipaksa berfikir bahwa dunia ini ternyata tidaklah sesederhana yang aku fikirkan seperti layaknya anak - anak lain..... masalah - masalah di depanku membuatku selalu berfikir bahwa seperti itulah hidup dan aku juga bukan termasuk anak perempuan yang pintar dan dekat dengan agama. bagiku hidup hanya untuk bermain, makan dan bergembira, hanya itu..... tapi setelah besar aku sadar betapa sayangnya ALLAH padaku, tak terkira syukurku padaNya dengan jalan hidupku seperti ini sekarang, berhijrah untuk lebih baik dan menjadi seorang akhwat dan berorganisasi di kampusku... yang dulunya aku hanyalah seorang yang penakut, minder, tidak pandai bergaul apalagi punya teman dekat yang banyak seperti yang lain tapi sekarang jangankan diriku, lingkungan terdekatku, negarapun ikut aku pikirkan, aku belajar peka dengan apapun disini... yang paling aku syukuri adalah dua malaikat titipan Allah yang tidak mampu aku ungkapkan kebaikan hatinya, ketegaran hatinya, senyuman, kesedihan dan ketegaran mereka yang tak bisa aku tandingi meski aku sudah bekerja keras untuk menyamai diriku dengan mereka, mereka adalah yang terbaik menurutku walaupun setiap anak pastinya akan berkata seperti itu, tapi mereka memang sangat dan sangat luar biasa, sangat sabar dan lunak hatinya untuk menerima kebaikan, apapun yang aku sampaikan tentang dakwah mereka sangat paham dengan jalanku, sabar memberikan ku kesempatan untuk bergabung dan sedikit lebih lama menamatkan kuliah dibandingkan teman-temanku yang lain, senyum mereka membuatku ingin mengajak mereka ke surga dan berusaha lebih keras untuk menahan semua kesenanganku yang harus aku rasakan bersama mereka..... lebih sayang lagi aku pada Nya yang mentakdirkan aku menjadi anak dari dua malaikat baik hati ini dan seorang adik yang luar biasa juga sifat, karakter dan kebaikannya, ia selalu menanyakan perihal yang aku lakukan kepada ibu karena tidak mau menyakitiku, yang melarangku ikut organisasi tapi tak pernah secara langsung karena tak mau menyakitiku, kakak akan selalu mendoakan agar adik jadi seorang dokter yang tidak hanya bisa menjadi tangan Allah tapi memang menjadi lelaki yang sholeh dan selalu ingat pada Nya agar jika kakak tidak bisa mengajak ayah, ibu dan adik ke surga maka adiklah yang akan menarik tangan kami nanti :) terima kasi Allah :)

Rabu, 28 Oktober 2015

Perjuangan Setinggi Langit

Perjuangan Setinggi Langit Perjuangan sebuah hal yang menarik untuk dibicarakan. Tidak perlu kekuasaan untuk mewujudkannya. Tidak perlu tangan yang kuat untuk melakukannya. Tak perlu kekuatan yang jahat untuk meraihnya. Hanya butuh pengorbanan, pengabdian serta keikhlasan dari orang yang ingin memperjuangkannya. Negara ini telah merdeka oleh tangan orang-orang kecil namun luar biasa yang telah berani memperjuangkannya. Dengan tetesan keringat, letih luar biasa, keberanian yang tak dimiliki oleh semua orang, ketakutan disetiap saat, kesabaran seluas samudra, keikhlasan sedalam-dalamnya dasar lautan. Pantaskah jika kita menghancurkannya hanya karena kerakusan yang tidak berarti, nafsu diri yang kejam dan keinginan-keinginan lain untuk memuaskan diri sendiri. Pantaskah berlaku kejam pada hak-hak mereka yang seharusnya tidak boleh disentuh oleh tangan-tangan yang tidak pernah berbuat apa-apa untuk negeri ini. Lihat bagaimana perjuangan mereka mencari sesuap nasi, harus mengeluarkan berpuluh-puluh bahkan ribuan keringat dari pekerjaan yang sangat sederhana namun menghasilkan uang yang tidak seberapa. Di mana pengabdian, perjuangan dan pengorbanan setinggi langit yang kau punya, saat kau bersumpah atas nama Al-Qur’an untuk tetap membela hak-hak mereka, di mana kau saat perut mereka kosong, keringat mereka bercucuran, badan mereka kurus namun di atas kehendak dan kekejaman nafsumu kau meminta mereka untk memilihmu menjadi penguasa dan pemimpin mereka namun nyatanya kau salah gunakan hak-hak mereka. Yaa, tentu saja kau tidak pernah membayangkan dan mungkin tidak mau membayangkan betapa keras hidup yang mereka jalani. Kau tidak menginginkan kehidupan seperti itu ada padamu tapi kau biarkan mereka yang memilihmu, yang percaya pada hati dan pundakmu merasakan kekejamanmu saat merampas hak-hak mereka. Apa yang kau cari? Apa yang kau inginkan? Kekuasaan, harta atau wanita? Seberapalah nilai harganya hal-hal tersebut dalam hidupmu jika kematian telah berada tepat dihadapanmu maka habislah dirimu. Lihatlah semangat anak-anak mereka untuk negeri ini. Mereka ingin sekolah agar punya kehidupan yang baik dan layak buat keluarganya. Seringkali ketika ditanya mengapa mereka ingin sekolah, mereka menjawab aku ingin menjadi orang yang berguna bagi bangsa ini untuk merah putih. Hanya itu. Lalu bagaimana dengan dirimu, untuk apa kau bersekolah?

Rabu, 08 Juli 2015

Mereka Hanya Butuh Senyum Dari Kita

Hal terindah di dunia ini adalah sebuah senyuman. Betapa tidak, saat sedang marahpun jika melihat sebuah senyuman dari seseorang maka hati ini terasa lebih tenang dan ringan. Banyak orang yang sulit tersenyum. Kenapa??? Karena beban hidup yang tengah dirasakan dan dijalaninya, karena takdir yang tidak sesuai dengan hati dan kehendaknya. Itulah mereka yang miskin hati dan sempit kesabarannya. Namun tidak kalah banyak orang yang hidup susah memiliki senyuman seluas samudera dan hati yang tulus dan penuh kesabaran. Mereka hidup dengan nyaman, meski perut sering terasa lapar, matahari yang panaspun tidak terasa. Mencari rezeki kesana kemari tanpa kenal lelah demi sesuap nasi. Pernahkah kita merenung dan memikirkannya. Sungguh besar dan luas nikmat Allah jika kita pandai bersyukur. Seringkali kita melihat, salah satunya di bus, ya saat kita naik bus apa saja yang bisa kita temukan? Betul. Penumpang lain, para pengamen dan beberapa orang yang secara bergantian naik ke dalam bus kota untuk menjajakan dagangannya. Sempat suatu ketika saat Ramadhan keempat melihat kemudian memperhatikan dua orang pelajar dan seorang bapak, berusia sekitar setengah abad tepatnya 50an sedang membawa beberapa sapu tangan dan satu kantong plastik juga berisi sapu tangan dengan keringat yang bercucuran diwajahnya dan ia juga mulai tampak letih, tidak dia tampak sangat letih. Dengan semangatnya menawarkan dagangannya kepada setiap penumpang yang ada dalam bus. Ada yang tidak melihat wajah bapak tersebut, ada yang menolak dengan wajah cuek, kesal dan banyak lagi. Namun saat ia melihat dan menawarkan pada dua orang anak perempuan ya mereka tampaknya seperti dua orang Mahasiswa. Salah satu dari mereka menolak dengan sebuah senyuman. masyaAllah bapak tersebut terlihat senang ditambah sebuah senyuman darinya yang tampak sangat lepas karena menerima penolakan dengan sebuah senyuman. Maka bandingkan. Saat kita tidak mampu membantu bapak itu dengan uang maka bantulah ia dengan memberikan sebuah senyuman berisi semangat dan ketulusan tanda kita menghargai pekerjaannya yang halal. Pernahkah terbesit dipikiran kita bahwa dia seperti ayah kita, bagaimana letihnya ia, besarnya kasih sayang dan pengorbanannya mencari uang hanya untuk kita. Pantaskah kita disebut anak jika menghargai bapak itu saja kita tidak bisa apalagi ayah kita. Bagaimana dengan anaknya. Kasihan sekali bapak itu jika ia bekerja hanya untuk anak yang tidak tau berterima kasih. Tidak ada yang patut kita persembahkan untuk Allah selain kata syukur. Bersyukur untuk mata yang dapat melihat hikmah dari kejadian, bersyukur untuk kehidupan yang lebih baik, bersyukur untuk kasih sayang orang tua dan bersyukur karena telah diberi kesempatan oleh Allah untuk melihat berbagai kejadian yang indah di dunia ini. Semoga mereka tetap dan selalu diberi kekuatan oleh Allah dalam menjalankan hari-harinya.

Nilai Sebuah Kedewasaan

  sebuah kedewasaan tidak dapat diukur dari usia dan besar tubuh yang dimiliki seseorang, namun kedewasaan dapat diukur dari cara dia menyikapi dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Tidak bisa juga dipungkiri bahwa semakin bertambah usianya maka semakin bertambah kedewasaannya karena telah banyak pengalaman yang ia lalui dalam mengarungi kehidupannya. Beranjak dewasa membuat kita tertekan karena tanggung jawab yang semakin bertambah, selain itu kita harus meninggalkan masa-masa indah bersama teman dan merasakan kerasnya kehidupan sendirian serta harus mampu mempertanggungjawabkan semua dengan kemandirian.      Saat kamu sudah mulai dewasa saat itu kamu harus berani menatap masa depan dan hal-hal besar dihidupmu. Meski tidak banyak orang yang peduli dengan hidupmu. Kamu harus ingat untuk menjadi orang besar harus memulai langkah terkecil, terlemah dan terendah yang dimiliki oleh dirimu. Untuk menjadi orang yang besar kamu harus menyiapkan kekuatan yang tidak kalah besar, mental terkuat dan hati baja namun tetap terselip kelembutan di dalamnya. Kenyataan seringkali tidak sejalan dengan apa yang diharapkan, dibayangkan dan direncanakan. Kesabaran adalah modal utamanya.      Kamu merasa tidak mampu? Merasa kecil? Atau kamu merasa minder ditengah orang-orang luar biasa. Ingatlah, saat ini kamu juga ada di sana jadi apa tandanya? Bahwa mereka percaya bahwa pundak kecilmu mampu memikul amanah besar. Cukup berusaha dengan usaha terbaik dan kekuatan yang terkuat yang kamu miliki maka semua akan baik-baik saja bahkan kamu akan menjadi yang terbaik, menjadi orang luar biasa di tengah orang-orang biasa.      Jika suatu saat nanti kamu tidak lagi dipandang dan dihiraukan. Tetaplah jadi dirimu karena sejatinya merekalah yang berubah dan tidak mengerti bukan dirimu. Saat posisi baik tidak lagi dipihakmu tetaplah jadi orang paling bahagia dan bersemangat. Karena sungguh semangat itu timbul dari dirimu sendiri yang kemudian mengalir ke mereka.bukan kamu yang tidak lagi semangat namun mereka yang tidak melihat semangat itu dan tidak mampu mengambilnya darimu. Jadilah petarung yang kuat, tegar dan berani serta pantang menyerah namun tetap memiliki hati terlembut di antara yang lain.

Selasa, 30 Juni 2015

Inspirasi Menulis, Jom menulis...

Menulis?? Mahasiswa?? Ide?? Buku?? Wawasan?? Haruskah mahasiswa cerdas menulis?? Haruskah menulis dipublikasikan??
Yaa bagi sebagian orang baik mahasiswa maupun masyarakat menulis memang sulit dan tidak terlalu penting dan dipedulikan namun sebagian besar juga mengatakan bahwa seorang mahasiswa harus bisa dan memang bisa menulis, mungkin untuk dapat menulis kita harus banyak membaca tapi sepertinya tidak hanya itu, mereka yang punya pengalaman lebih meski usianya masih muda bisa juga menulis, makanya banyak orang terkenal dan punya banyak buku diusia muda. Karena untuk menulis tidak butuh banyak membaca tapi juga pengalaman yang banyak. Seperti yang kita ketahui banyak sekarang buku yang dihasilkan dari orang-orang biasa yang akhirnya menjadi luar biasa karena ia menuliskan kisah hidupnya dan kemudian berbagi dengan yang lain. Banyak yang bisa kita tulis, pengalaman, fakta, kejadian dan motivasi. Sering-seringlah berkumpul dengan para pembaca dan pemikir maka kita akan terbiasa. Percaya pada kemampuan diri.

"Jika ingin mengenal dunia, maka membacalah...
Jika dunia ingin mengenalmu, maka MENULISLAH"
(Presiden Mahasiswa Universitas Riau 2014/2015)7


Minggu, 28 Juni 2015

Assalamualaikum Wr Wb

Selamat datang di blog Siti Hajarwan Halimah...
semoga  menginspirasi...
Tulis apapun yang kamu lihat, maka kamu akan terbiasa dan terasah...